Kamis, 08 Januari 2015

review film (serdadu kumbang)


judul                : serdadu kumbang
produksi          : Alenia
produser          : Ari Sihasale
durasi              : 01:42:32
Serdadu Kumbang adalah judul film ini, memiliki durasi 1 jam 41 menit 32 detik,  bercerita tentang kehidupan di desa Mantar, Sumbawa Besar, NTB. Desa ini bisa dikatakan masih jauh dari peradaban. Dari segi ekonomi, teknologi, dan pendidikan sangat jauh tertinggal. Di desa tersebut ada  seorang anak laki-laki bernama Amek yang diperankan oleh Yudi Miftahudin. Ia adalah seorang anak yang masih duduk di bangku SD kelas 5. Ia memiliki bibir sumbing, tapi itu tidak menjadi suatu masalah bagi Amek. Amek adalah anak yang jujur dan suka menolong. Amek memiliki sahabat bernama Umbe (Aji santosa) dan Acan (Fachri Azhari).   
Amek tinggal bersama Ibu (Titi Sjuman), ibu Amek bernama Siti, ia mencari penghasilan dengan cara membuka warung di rumahnya. Amek memiliki kakak perempuan yang bernama Minun. Kakaknya Amek sangat rajin dan pintar. Menjadi juara kelas 2 kali berturut-turut di sekolahnya.  Sedangkan ayah Amek sedang menjadi TKI di Malaysia, ayah Amek bernama Zakariya. Sudah 3x lebaran Ayah Amek tidak pulang. Hal ini membuat Amek menukarkan kambing dengan HP seorang pedagang agar bisa menelpon ayahnya. Amek memiliki Kuda bernama Modi. Ia sangat sayang kepada kudanya. Amek sempat jatuh sakit saat kuda kesayangannya disita oleh Ruslan (penjual jam) karena ulah bapak Amek. Tapi kemudian Modi kembali ke rumah karena hutang bapak Amek dibayari oleh Minun dengan uang tabungannya yang akan digunakan untuk lanjut sekolah ke SMA.
Selain masalah keluarga, Film ini juga menggambarkan pendikan di Indonesia. Dalam film ini ada 3 guru yang memiliki perbedaan dalam mengajar dan memandang sebuah pendidikan. Yang pertama, Imbok  (Ririn Ekawati) sebagai guru kewarganegaraan sangat peduli terhadap anak didiknya. Ia rela mengundurkan diri sebagai guru karena ia tidak setuju jika masih ada kekerasan dalam sekolah. Setelah mngundurkan diri ia mengabdikan dirinya di desa Mantar. Yang kedua, guru yang diperankan oleh Alim (Lukman Sardi), guru yang terkenal disiplin bin killer, yang ketiga Le Roy Osmani sebagai openg beliau guru baik namun hanya bisa taat pada kepala sekolah. Serta kepala sekolah yang hanya mengukur kemampuan murid dari lulus tidaknya ujian yang diperankan dengan baik sekali oleh Dorman Borisman.
Ada satu tokoh dalam film ini yang selalu ikhlas mengajarkan kebaikan. Beliau sosok orang yang tegas dan mampu berkomunikasi dengan baik kepada anak-anak dan masyarakat.  Beliau adalah tokoh Kiai desa yang diperankan oleh Putu Wijaya.  Disini beliau menggambarkan bahwa kebijaksanaan seseorang tidak dapat dibeli dengan gelar sarjana atau jabatan guru, namun hanya diperoleh dari belajar dan kerendahan diri.
Selain tentang pendidikan, film ini menyajikan pesan keagamaan yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari adegan saat akan memasuki waktu ujian orangtua murid datang ke dukun yang berkedok kyai. Ada juga ketika anak-anak di desa Mantar memiliki adat istiadat seperti menulis keinginan mereka dikertas dan dimasukkan ke botol yang kemudian digantung di ranting-ranting pohon besar. Hasil yang mereka tuliskan dapat diambil setelah satu tahun tulisan-tulisan itu menggantung. Kakak Amek, Minun meninggal karena jatuh dari pohon tersebut. Ketika itu Minun ingin mengambil botol yang ia gantung di atas pohon. Setelah kejadian itu masyarakat berbondong-bondong ingin menabang pohon tersebut karena dianggap telah memakan korban. Akan tetapi, pak kyai dan Imbok dapat menenangkan  warga.
Film ini dikemas dengan bahasa yang santai dan natural  dengan dialog yang cerdas dan ada rasa humor didalamnya sehingga membuat penonton terhibur. Akan tetapi, apabila film ini ditontonkan untuk anak-anak akanb terasa sulit untuk menangkap cerita di dalamnyan karena pesan yang disampaikan film terlalu banyak. Ada beberapa bagian film yang alur ceritanya menggantung.
Terlepas dari itu semua, film ini tetap harus dan wajib ditonton. Khususnya bagi seorang guru  dan calon guru. Karena dalam film ini banyak memberikan pesan dan motivasi terhadap guru seperti; (1) harus berpakaian yang baik, (2) memiliki pribadi yang baik, (3) mengetahui psikologi anak , (4) berperan dalam rmasyarakat (5) meluangkan waktu di luar jam pelajaran. 
Klimaks dalam cerita ini membuat air mata saya tak terbendung. Mengingat Amek seorang anak yang memiliki bibir sumbing memiliki cita-cita untuk menjadi seorang reporter terkenal. Kekurangannya tidak menghalanginya untuk terus berlatih menjadi reporter di gubuk tempat ia bermain dengan kedua sahabatnya. Apalagi film ini juga berhasil membuat saya ingin berkunjung ke Desa Mantar dengan gambar-gambar yang berhasil menangkap keindahan Sumbawa. Dan khususnya bisa mendaki gunung rinjani...

 



review buku Rahasia Menjadi Guru Hebat (memotivasi diri menjadi guru luar biasa)


Judul               : Rahasia Menjadi Guru Hebat (memotivasi diri menjadi guru  luar biasa)
Penulis             : Mulyana A.Z., S.Pd., M.Psi
Penerbit           :Grasindo, Jakarta 2010
Tebal               :  280 halaman
Rahasia Menjadi Guru Hebat adalah judul buku ini. Buku yang saya beli ketika Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Surabaya, tepatnya di Sekolah Dasar Muhammadiyah 4 Pucang   (Sekolah Teladan Nasional). Buku ini saya dapatkan langsung dari penulis buku yaitu bapak Mulyana A.Z. Ketika itu saya langsung meminta tanda tangan beliau dan tepat di bawah judul buku tersebut beliau menuliskan tanggal 22 April 2013 “Anda dan Ketika Semua Mempunyai Kesempurnaan yang Sama untuk menjadi Hebat”. Buku ini memiliki ketebalan buku 208 halaman. Jumlah halaman yang mampu diselesaikan dalam waktu sehari untuk membacanya.
Seorang guru yang hebat mampu mengajak peserta didik betah belajar di sekolah, membuat orangtua merasa nyaman, dan mampu mencetak kader bangsa yang berkarakter  dan berkualitas. Guru yang hebat bukan guru yang senang membicarakan kelemahan peserta didik, namun guru yang mampu mngembangkan kelemahan menjadi kehebatan. Guru seperti inilah yang dapat dijadikan potret guru yang akan dikenang sepanjang masa. Ini merupakan kata pengantar buku ini yang disampaikan oleh Prof. Dr. Eng. Imam Robandi.
Buku ini menyajikan pertanyaan ataupun pernyataan-pernyataan mengenai seorang guru. Bagaimana Menjadi Guru Hebat ?, Siapakah Sebenarnya Guru Itu?, Bagaimana menjadi Guru yang Menarik ?, Bagaimana Etika Seorang Guru ?, Kecerdasan Membangun Komunikasi Seorang Guru, Guru Sebagai Agen Pembelajaran.
Bagaimana menjadi Guru Hebat ? Membaca kata “hebat” bukan berarti guru adalah seorang superhero ataupun superstar, tetapi guru tetaplah seorang insan yang mempunyai banyak sekali kelebihan. Di tangan gurulah calon pemimpin bangsa dididik dan dibimbing. Akan menjadi suatu kebanggaan ketika guru mampu mengahantarkan muridnya menjadi orang sukses dalam hidupnya.
Banyak sekali orang yang disebut sebagai guru, seperti sebutan guru ngaji, guru silat, guru besar, guru mahasiswa dsb. Lalu Siapakah Sebenarnya Guru Itu ?  Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam pengertian ini guru hanyalah sebatas seseorang yang pandai di dalam sekolah. Lebih dari itu, guru tidak hanya berada di dalam kelas menjadi teladan siswa dan sekolah, tetapi seorang guru haruslah menjadi seorang yang dapat diteladani oleh masyarakat dan  dapat berperan dalam masyarakat. Sehingga guru benar-benar  seorang yang sangat berpengaruh dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Guru itu harus cantik atau guru itu harus ganteng, apakah itu guru yang diinginkan siswa ? Bukan !!! lalu seperti apakah guru harus tampil ? bagaimanakah kepribadian yang harus dimiliki guru ? yang pertama, guru harus menarik. Guru menarik bukanlah guru yang sekedar rajin, murah senyum, dan berdandan secara berlebihan. Dapat diidentifikasi bahwa guru menarik adalah karena kepribadiannya. Kepribadian menarik seorang guru lahir dari hati yang baik. Pancaran hati dapat berubah menjadi perilaku yang baik, tutur sapa yang lemah lembut, enak didengar, dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Kepribadianlah yang  membentuk karakter seseorang menjadi pribadi yang baik atau tidak. Tentunya kepribadian yang baik akan melahirkan karekter yang baik, perilaku/moral baik. Selanjutnya, guru  menarik adalah guru yang menyenangkan. Menyenangkan saat menyampaikan pelajaran di dalam kelas, dapat disiplin, dan tentunya bersikap adil. Selain itu guru  harus dapat menyesuaikan busananya dalam mengajar. Jangan sampai guru mengajar  mengenakan pakaian seperti penyanyi dangdut ataupun penjual cabai di pasar.
Guru adalah seseorang yang mulia. Mulia karena guru adalah sebagai teladan para murid dan masyarakat. Oleh karena itu tugas guru adalah menjaga nama baik guru. Guru harus memiliki etika yang baik. Guru harus mampu membedakan yang baik dan yang kurang baik, boleh dan tidak boleh, pantas dan tidak pantas. Hal ini berarti guru harus pandai mengambil sikap. Guru harus dapat beretika sesuai objek, situasi dan kondisi yang dihadapi. Begitu juga dalam berkomunikasi. Guru harus dapat berkomunikasi dengan baik kepada siswa, rekan kerja, wali murid dan masyarakat. Membangun sebuah komunikasi yang baik tidaklah gampang. Terlebih pada objek yang berbeda-beda. Berbeda karakternya, pandangannya atau pemikirannya. Modal utama untuk dapat berkomunikasi adalah suara. Di sinilah guru harus mampu membaca situasi di dalam kelas. Guru harus mengerti dimana ia harus bersuara lantang dan bersuara datar atau pelan. Sebagai komunikator yang baik guru tidak  diwajibkan untuk duduk di bangku berlama-lama. Berkomunikasi tidak hanya menggunakan suara mulut, akan tetapi juga menggunakan bahasa tubuh. Guru harus berlatih dalam memadukan kedua hal ini. Guru harus memiliki kepawaian dalam memadukan antara suara dan gerak tubuh. Kecerdasan seorang guru dalam berkomunikasi adalah sangat penting bagi siswa. Karena saat proses pembelajaran berlangsung guru harus dapat benar-benar membuat  siswa paham akan  materi yang disampaikan.
Guru sebagai agen pembelajaran. Pernyataan ini merupakan pokok  dari yang saya tuliskan di atas. Ada 4 kompetensi yang harus dimiliki  guru sebagai agen pembelajaran, yaitu (1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi pedagogik,  (3) kompetensi profesional (4) kompetensi sosial. Kompetensi-kompetensi inilah yang menghantarkan guru untuk menjadi guru profesional.
 Guru adalah manusia biasa yang tidak bisa menjadi guru hebat apabila hanya menjadi guru yang biasa-biasa saja. Seorang guru harus menjadi sosok yang hebat. Hebat di depan siswa, sekolah, masyarakat dan negara.
Buku ini menarik karena di dalamnya tidak hanya ada penjelasan atau teori-teori, tetapi ada gambar dan dialog yang mudah dipahami.
Buku ini menyajikan bagaimana siswa memandang hebat seorang guru karena kepintarannya, kearifannya dan kebaikannya. Tidak hanya itu, menjadi guru yang bisa dicintai oleh muridnya bukanlah persoalan yang gampang. Buku ini menghantarkan guru untuk tidak sekedar menjadi guru yang cantik atau  tampan untuk menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Ada yang lebih dari itu, buku ini membahas jauh mendalam untuk dapat dicintai dan dirindukan muridnya. Buku ini membantu seorang guru dan calon guru untuk terus berlatih menjadi guru hebat.
Komentar saya  untuk buku ini, ada beberapa hal yang masih rancu dalam pembagian/klasifikasi sub bab maupun sub judul sehingga membuat  bingung para pembaca. Banyak penjelasan yang diulang-ulang.

           

ESSAY PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA


Segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan tidak terlepas dari pembahasan pengembangan potensi yang di miliki manusia. Oleh karena itulah pendidikan memiliki peran penting dalam pengembangan potensi manusia yang mengarah pada ranah kognitif, afektik  serta psikomotorik.
Sehubungan dengan pentingnya peran pendidikan, penulis ingin membahas arti atau pengertian dari pendidikan. Ada beberapa pendapat tentang arti atau maksud dari pendidikan yang di kemukakan beberapa ahli di bidang pendidikan. Menurut beberapa ahli tersebut ialah :
           Menurut Ki Hajar Dewantara (1977: 20) yang di namakan pendidikan    yaitu tuntunan dalam hidup    tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

           Menurut Jhon Dewey dalam bukunya Democracy And Education (1950: 89-90) pendidikan adalah rekonstruksi atau organisasi pengalaman yang menambah pengalaman, dan yang menambah kemampuan untuk mengarahkan pengalaman selanjutnya.
Dari beberapa pendapat ahli di atas maka dapat di simpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu upaya pengembangan secara optimal segala potensi yang di miliki manusia dalam proses sepanjang hayat dalam rangka memanusiakan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya.
Begitu juga dalam pendidikan agama islam. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang seluruh komponennya didasarkan pada ajaran Islam. Seperti, visi, misi, hubungan pendidik dan peserta didik, kurikulum bahan  ajar, sarana prasarana, pengelolaan, lingkungan dan aspek atau komponen pendidikan lainnya didasarkan pada ajaran Islam. Itulah yang disebut pendidikan Islam atau “Pendidikan yang islami”. ( Nata, 2010 :  36 )  
Berdasarkan pengertian pendidikan di atas, maka di ketahui bahwa setiap pendidikan memiliki tujuan yang harus di capai begitu pula pendidikan agama islam. Untuk mengetahui sejauh mana sebuah pendidikan mencapai tujuannya Dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang berada dalam lembaga pendidikan. Dalam upaya menciptakan prestasi belajar tidaklah mudah, sebab prestasi belajar sendiri di pengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan internal siswa. Salah satunya ialah pergaualan siswa terhadap teman sebayannya.
Terkait dengan sebuah mahfuzot yang sangat populer “akhlak itu menular”, jika berteman/bergaul dengan tukang minyak wangi maka akan tertular harum minyak wangi. Seperti halnya bagi seorang siswa yang telah memasuki sekolah, teman sebaya sangatlah berperan penting dalam perkembangannya. Peranan teman-teman sebaya terhadap remaja terutama berkaitan dengan sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku. Berdasarkan pengamatan di lapangan, remaja sering kali menilai bahwa bila dirinya memakai model pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang populer, maka kesempatan baginya untuk diterima oleh teman-teman sebayanya menjadi besar. Demikian pula bila anggota kelompok mencoba minum alcohol, obat-obatan terlarang atau rokok, maka remaja cenderung mengikutinya tanpa memperdulikan perasaannya sendiri dan akibatnya. Mulai dari sini seorang siswa belajar menilai dirinya sendiri dan kedudukannya dalam kelompok. Hal ini berarti menunjukkan bahwa teman sebaya memiliki pengaruh yang kuat terhadap perkembangan hubungan sosial remaja.
Hal ini juga berkatiatan dengan tri pusat pendidikan yakni, lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Apabila dalam tiga lingkungan pendidikan tersebut kurang mendukung maka tidak jarang siswa melakukan penyimpangan. Bagi siswa yang kurang selektif dalam memilih pertemanan maka ia akan mudah sekali terpengaruhi oleh sifat dan prilaku kelompoknya. Oleh karena itu, pergaulan teman sebaya memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.






Daftar Pustaka
Ilmu Pendidikan Islam, 2010. Suyanto. Kencana Prenada Media
Psikologi Pendidikan, 2004. Esti Sri Wuryani Djiwandono, Grasindo. Jakarta




Jaga dirimu (tulisan bebas)



Bismillahirrahmaanirrahiim..
Alhamdulillahi robbil ‘alamiin.. puji syukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada saya, nikmat yang tak pernah dapat terhitung, termasuk nikmat untuk menuliskan tugas kuliah ini,,,, sholawat serta salam saya haturkan kepada baginda besar Muhammad SAW yang telah membawa risalah untuk pedoman hidup manusia, sehingga kita dapat memeluk Islam dan mempelajari kitab suci Al-Qur’an.
Manusia tidak akan pernah lepas dari aktivitas untuk memenuhi segala kebutuhannya. Tidak hanya kebutuhan yang ia cari untuk memenuhi hidupnya, akan tetapi keinginan yang selalu ia kejar-kejar untuk mendapatkannya. Setiap usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya tidak selalu lancar tentu ada lika-liku yang menghampiri, pasti selalu ada cobaan dalam setiap apa yang sedang diusahakan.
Saudariku, ketika kita melihat realita yang ada, cobaan terbesar bagi seorang wanita adalah ketika beraktivitas berada di luar rumah. Contohnya, di lingkungan kampus. Hal yang tidak bisa dipungkiri saat beraktivitas di kampus adalah banyak bercampurbaurnya laki-laki dan wanita. Hal itu tidak bisa dipungkiri dan dihindari, namun dapat kita minimalisir sesuai dengan kebutuhan kita.
Kita semua tahu, sudah menjadi sunnatullah jika lelaki itu mudah tergoda oleh wanita. Rasulullah SAW bersabda: “Aku tidak meninggalkan sesudahku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki melebihi bahayanya para wanita” (HR. Bukhari dan Muslim). Sehingga sudah selayaknya bagi setiap wanita untuk memperhatikan beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk menjaga setiap langkahnya, khususnya di luar rumah, yakni:
Rajin menundukkan pandangan
Seringnya memandang lawan jenis akan memudahkan syetan untuk menggoda manusia dalam berbuat hal munkar. Allah SWT telah berfirman “katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman; hendaklah mereka menahan panndangannya dan kemaluannya.” (QS. An-nuur:30-31)
Menjauhi Campur Baur (ikhtilaath) yang Diharamkan
Hal ini telah ditegaskan oleh Rasulullah SAW “ janganlah kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barang siapa yang bangga dengan kabaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang mukmin” (HR. Ahmad)
Hendaklah Wanita Berhias Diri dengan Sifat Malu
Rasulullah SAW merupakan teladan bagi setiap muslim. Beliau adalah sosok pribadi yang ssangat pemalu. Dari Abu Said al-Khudri ra, dia berkata, “ Rasulullah SAW itu lebih merasa malu daripada seorang gadis yang ada dalam ruang pingitannya. Maka apabila beliau melihat sesuatu yang tidak beliau sukai kami mengetahuinya pada wajahnya”(HR. Bukhari-Muslim)
Rasa malu disebut bagian dari iman karena malu menjadi pengendali bagi seorang muslim untuk senantiasa berada dalam kebaikan dan berpaling dari segala keburukan. Segaimana dengan iman yang senantiasa mmengajak muslimin untuk melakukan kebaikan.
Wanita Hendaknya Meninggalkan Tabarruj (Berhias seperti Jahiliyah)
Allah berfirman “hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah pertama”(QS. Al-Ahzab). Abu ‘Ubaidah mengatakan,”tabarruj adalah menampakkan kecantikan dirinya.” Diantara tabarruj yang hendaknya ditinggalkan adalah memakai wangi-wangian ketika keluar rumah. Dari Abu Musa al-Asy’ari, Rasulullah SAW bersabda,”apabila seorang wanita memakai wewangiian, lalu keluar menjumpai orang-orang hingga mereka mencium wanginya, maka wanita itu adalah wanita pezina” (HR. Ahmad)
Masih banyak lagi dalil-dalil yang terkait dengan tabarruj. Akan tetapi jangan sampai kita tidak tidak berhias sama sekali, maksudnya adalah jangan sampai kita kelihatan kucel/kusam apabila berada diluar rumah. Kita dapat merawat wajah dengan  pembersih muka dan menggunakan bedak seperlunya agar kelihatan fresh bukan untuk menampakkan kecantikan.
Berhijab Sempurna Ketika Di Luar Rumah
Perintah ini dapat dilihat di dalam QS. Al-Ahzaab ayat 59 yang artinya ” Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin; “hendaklah mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang denikian itu supaya mereka labih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ditambah dengan sabda Rasulullah SAW “wanita itu aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki” (HR. Tirmidzi)
Berhijab sempurna ketika di luar rumah adalah dengan memakai pakian yang menutupi seluruh tubuh (kecuali muka dan tangan),  longgar (tidak mengikuti lekuk tubuh/tidak ketat ), tidak transparan (bahan tebal), dan menggunakan khimar minimal sampai menutupi dada. Insyaallah, apabila kita sudah mengenakan hijab dengan benar tentunya akan menambah keimanan kita kepada Allah dan menjaga diri kita dari pandangan syahwat laki-laki.
Menghindari Jabat Tangan Dengan Lawan Jenis (Bukan Mahram)
Dari ma’qil bin Yasar, Rasulullah SAW bersabda, “lebih baik kepala kalian ditusuk dengan jarum dari besi daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya”. (HR. Ath-Tabrani)
Jangankan berjabat tangan, pandangan saja kita harus dapat memanajemen dengan baik agar tidak terjebak pada rayuan setan.
Tidak Bertutur Kata Dengan Mendayu-Dayu
Allah berfirman “Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik (QS.al-Ahzaab;32)
Yang dimaksudkan dengan “janganlah kamu tunduk dalam berbicara”, as Sudi mengatakan, janganlah wanita mendayu-dayukan kata-kkatanya ketika berbicara dengan laki-laki”.
Wahai wanita,,,,
cantiknya dirimu bukan dari parasmu,
 bukan dari keanggunanmu,
 bukan karna manjanya suaramu,
 bukan dari mahalnya propertimu,
 apalagi dari banyaknya laki-laki yang memujamu,,
 tapi cantikmu itu berasal dari bagaimana kamu dapat memperjuangkan martabat agamamu.

Inilah yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat untuk para muslimah.