Rabu, 19 November 2014

Strategi Mengajar Utama

PEMBAHASAN A. Merencanakan Pengajaran: Strategi Mengajar Utama Perencanaan bisa dipandang sebagai menanyai diri sendiri dalam hal ini adalah diri guru dengan pertanyaan bertahap. Berikut beberapa pertanyaan yang harus mengemuka dalam benak seorang guru terkait dengan proses pengajaran: 1. Apa yang penting untuk dipelajari siswa saya? Pertanyaan diatas merupakan pertanyaan pertama yang seorang guru harus tahu jawabannya. Adapun untuk menjawabnya, kemungkinan seorang guru akan merujuk pada buku teks, panduan kurikulum, dan standar kompetensi. Selain itu filsafat pribadi seorang guru, minat siswa terhadap suatu topik dan aplikasi dunia nyata juga merupakan sumber lain yang bisa dijadikan rujukan seorang guru dalam menemukan jawaban mengenai apa yang penting dipelajari oleh siswanya. Seorang guru juga diharapkan memahami betul apa /materi yang mereka ajarkan, karena dengan ia memahaminya secara otomatis pemahamannya tersebut akan membantunya mengetahui seberapa penting materi tersebut diketahui siswanya. 2. Saya ingin siswa saya mengetahui atau mempu melakukan apa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, seorang guru hendaknya kembali kepada tujuan pembelajaran itu sendiri. Misalnya ketika seorang guru mempelajari tentang materi shalat dalam ilmu fiqh, seorang guru dalam benaknya berharap siswanya mampu melaksanakan shalat sempurna rukun dan syaratnya. Dalam istilah lain, guru ketika perencanaan pembelajaran harus terlebih dahulu menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai oleh siswanya. 3. Bagaimana saya akan membantu siswa mencapai tujuan belajar saya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentunya adalah melalui kegiatan pembelajaran yaitu rangkaian peristiwa yang membantu siswa mencapai tujuan belajar. Idealnya dalam proses pembelajaran, seorang guru mampu menciptakan iklim belajar yang efektif, aktif, kreatif dan tentunya menyenangkan. Selain itu dalam proses ini selayaknya yang menjadi tokoh utama adalah siswa bukan gurunya. Artinya pembelajaran dipusatkan pada siswa, sehingga guru hanya merupakan fasilitator yang membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. 4. Bagaimana saya tahu apakah siswa saya telah mencapai tujaun belajar saya? Asesmen merupakan sebuah proses mengumpulkan informasi dan membuat keputusan tentang kemajuan pembelajaran siswa. Melalui asesmen ini seorang guru akan tahu apakah siswanya telah mencapai tujuan pembalajaran atau belum. Biasanya asesmen yang dilakukan oleh seorang guru adalah dengan membuat tes atau kuis setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Idealnya dalam pembuatan tes / kuis tersebut seorang guru menyusunnya saat ia melakukan perencanaan pembelajaran bukan sesudahnya seperti yang banyak dilakukan oleh guru-guru pada umumnya. 5. Apakah kegiatan pembelajaran dan asesmen saya secara logis terkait dengan tujuan saya? Jawaban ideal dari pertanyaan tersebut adalah “ya”. Untuk mendapat jawaban tersebut harus terjadi keselarasan instruksional, yaitu kesesuaian antara tujuan belajar, kegiatan pembelajaran, dan asesmen. Tanpa adannya keselarasan instruksional suatu proses pembalajaran tidak akan berjalan efektif. Secara garis besar, berikut langkah-langkah strategi pengajaran penting: Merencanakan Pengajaran Topik Apa yang penting untuk dipelajari siswa saya? Tujuan Belajar Kegiatan Belajar Asesmen Saya ingin siswa saya mengetahui atau mampu melakukan apa Bagaimana saya akan membantu siswa saya mencapai tujuan saya? Bagaimana saya tahu apakah siswa saya telah mencapai tujuan saya? Penyelarasan Apakah kegiatan belajar dan asesmen saya secara logis terkait? B. Strategi Pengajaran Penting 1. Perilaku dan keyakinan guru Penting bagi seorang guru untung memiliki perilaku dan keyakinan yang dapat menciptakan iklim ruang kelas yang positif dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. 2. Pengaturan Penting bagi guru untuk mengatur dan mengorganisasikan proses pembelajaran. Guru yang teratur akan mempu mendorong siswanya untuk belajar lebih banyak dan efektif dari pada yang tidak teratur. Dengan adanya pengaturan dan pengorganisasian guru akan membantu guru dalam memaksimalkan waktu mengajar. 3. Komunikasi Ada empat aspek komunikasi efektif yang penting bagi pembelajaran dan motivasi, diantaranya: a. Bahasa yang pasti, yaitu komunikasi yang menghilangkan istilah-istilah yang kabur dalam memberikan penjelasan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa seperti kata mungkin, boleh jadi, bisa saja dan lain-lain. b. Wacana yang berkaitan: merujuk pada pengajaran yang tematis dan mengarah pada satu poin. c. Sinyal transisi: pernyataan lisan yang menunjukan bahwa stau ide berakhir dan ide yang lain dimulai. Misalnya dengan mengatakan “ setelah kita mengetahui apa itu iman, sekarang kita akan membahasa mengenai Islam”. d. Penekanan: petunjuk lisan dan vokal yang mengingatkan siswa akan informasi yang penting dalam suatu pelajaran. 4. Fokus: menggunakan objek konkret, gambar, model bahan-bahan yang dipajang dalam kamera dokumen, atau bahkam informasi yang ditulis di papan tulis yang dapat mempertahankan perhatian siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 5. Umpan balik yaitu informasi yang diterima murid tentang akurasi atau ketepatan respons-respons verbal dan karya tulis mereka. Umpan balik ini sangat penting dalam memotivasi siswa karena memberi informasi siswa mengenai kompetensi mereka yang kian meningkat dan membantu memenuhi kebutuhan mereka untuk memahami bagaimana mereka berkembang. Ciri dari umpan balik adalah memberikan informasi spesifik, tergantung pada kinerja dan memiliki nada emosional positif. Caranya bisa menggunakan pujian, atau umpan balik tertulis dengan cara mengomentari karya siswa lewat catatan. 6. Monitoring yaitu proses terus-menerus memeriksa perilaku verbal dan nonverbal siswqa untuk mencari bukti-bukti adanya kemajuan pembelajaran. Misalnya dengan cara memanggil siswa atau langsung mendekatinya ketika ia tidak memperhatikan, atau ketika ada siswa yang ekspresi wajahnya terlihat kebingungan hendaknya bertanya semisal “apakah kamu ingin Bapak/Ibu mengulangi penjelasan materi tadi?”. 7. Mengajukan pertanyaan: kebutuhan akan interaksi sosial adalah prinsip teori pembelajaran kognitif. Dan mengajukan pertanyaan adalah alat yang paling luas diterapkan dan juga paling efektif untuk mendorong interaksi. vgDalam mengajukan pertanyaan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru,diantaranya: a. Frekuensi pengajuan pertanyaan: jumlah pertanyaan yang diajukan oleh guru selama kegiatan belajar. guru efektif adalah guru yang banyak mengajuakan pertanyaan dan tetap fokus pada tujuan belajar mereka. b. Distribusi merata: proses memanggil semua siswa dikelas semerata mungkin. c. Mendesak (prompting) : menggunakan pertanyaan stsu prnyataan tambahan untuk mendorong respons siswa yang cocok setelah siswa itu gagal menjawab dengan tepat. d. Waktu menunggu untuk berfikir bagi siswa ketika ia akan menjawab sebuah pertanyaan. e. Tingkat kognitif pertanyaan. Tingkat pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. 8. Review dan penutup yaitu sebuah ringkasan yang membantu siswa menghubungkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan apa yang akan terjadi dalam kegiatan belajar berikutnya. Review bisa dilakukan diawal maupun diakhir pelajaran. Penutup adalah review yang terjadi pada akhir pelajaran. Tujuannya adalah membantu siswa untuk menata apa yang telah mereka pelajari menjadi satu ide bermakna yang akan mereka rekam dalam memori jangka panjang mereka. C. Mengajar Cara Berfikir Pembelajaran adalah dampak dari berfikir. Semakin berkembang ketrampilan murid dalam berfikir, semakin sering ia belajar. semakin sering seorang siswa belajar mengenai satu topik, semakin baik mereka mampu berpikir kritis tentang topik itu. Lalu apa itu berpikir kritis?, sebagian ahli mendefinisikan berpikir kritis sebagai kemampuan dan kecenderungan seseorang untuk membuat dan melakukan asesmen terhadap kesimpulan yang didasarkan pada bukti. 1. Mendorong berfikir kritis. Mengajar berfikir bisa menjadi bagian tak terpisahkann dari pengajaran rutin seorang guru dengan hanya sedikit tambahan. Berpikir kritis memiliki tiga ciri penting: a. Menuntut siswa untuk memberikan bukti bagi kesimpulan mereka. Hal ini memungkinkan siswa mempraktikan berpikir kritis didalam kegiatan belajar. b. Kegiatan dalam pengajaran menggambarkan kesalingtergantungan antara berpikir dan belajar. c. Menekankan berpikir nyaris tidak membutuhkan upaya apapun dari sisi guru, yang guru lakukan hanyalah bertanya dan terus waspada terhadap peluan-peluang untuk mengajukan pertanyaan. Kata tanya yang digunakan biasanya “bagaimana kalian tahu?, mengapa? Dan lain-lain. 2. Mengajar berpikir;meningkatkan motivasi siswa a. Meningkatkan motivasi siswa Kita semua ingin merasa pintar. Hal tersebut bisa dilihat dari contoh orang yang berusaha menunjukan seberapa tahu mereka mengenai sebuah topik. Hal tersebut juga berlaku bagi para siswa. Dan mengajar car berpikir adalah salah satu car paling efektif untuk membantu siswa merasa pintar dan tentu dengan mereka merasa demikian akan memau motivasi mereka dalam belajar. b. Membangun Iklim kelas yang positif Mengajar berpikir menuntut iklim ruang kelas yang positif dan mendukung. Contoh iklim ruang kelas yang positif:  Setiap guru memberi siswa mereka informasi dan memulai pelajaran dengan cara terbuka dan tidak mengancam  Semua komentar siswa diterima dan dihargai  Mereka mendorong semangat kerja sama ketimbang kompetisi dan menghindari untuk membanding-bandingkan sesama siswa.  Mereka berfokus pada pembelajaran dan pemahaman ketimbang pemberian nilai dan kinerja. Hal tersebut diatas mengakibantkan siswa dalam setiap kasus bersedia mengambil resiko mengajaukan pemikiran dan ide merk atanpa rasa takut mendapatkan olok-olok. Jenis iklim ruang kelas seperti ini penting untuk berpikir, belajar, dan motivasi. 3. Kecenderungan berpikir Sebagaimana telah dijelaskn bahwa berpikir kritis merupakan kemampuan dan kecenderungan untuk membuat dan melakukan asesmen terhadap kesimpulan berdasarkan bukti. Kecenderungan merupakan aspek terpenting dalam berpikir kritis. Sebagai contoh kecenderungan menggunakan bukti. Ketika siswa diingatkan terus menerus bahwa bukti adalh penting dan dibutuhkan maka sisw akaan terdorong untuk atau cendenrung menggunakan bukti mereka sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar