Rabu, 19 November 2014

strategi pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antar guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar-mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa, tetepi berupa interaksiedukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa meteri pembelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar melalui pengajaran. Pengajaran yang baik adalah faktor terpenting dalam pembelajaran siswa. Pengajaran yang baik itu lebih penting daripada kurikulum, pengaturan ruang kelas, rekan sebaya, pendanaan, ukuran sekolah dan kelas,dan kepala sekolah (Hattie,2003). Bahawa setiap tujuan dan metode pembelajaran berbeda satu dengan yang lainnya, maka jenis kegiatan belajar yang harus dipraktekkan oleh peserta didik membutukan persyaratan yang berbeda pula. Dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pelajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar. Ada beberapa konsep yang perlu diketahui berkaitan dengan strategi pembelajaran, yaitu menyangkut strategi, metode, dan teknik. Ketiga konsep tersebut biasanya disamakan padahal memiliki perbedaan secara ensensial. BAB II PEMBAHASAN A. Kebutuhan Alternatif Mengajar Setiap guru memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda-beda,dan mereka membantu siswa agar mencapai tujuan dari pembelajaran dengan cara yang berbeda –beda pula. Sebagai contoh, Bob Dunche ingin para siswanya memahami informasi sejarah tentang perang vietnam dan ia menggunakan pendekatan eksposisi dalam mengajar. Sedangkan pendekatan yang digunakan Judy holmquist lebih berpusat pada siswa tujuan pembelajaran nya berbeda dari tujuan pembelajaran Bob Dunche sehingga ia lebih memilih strategi mengajar yang berbeda B. Strategi Dan model Bagi Guru a. Strategi Bagi Guru Strategi adalah , pendekatan umum mengajar yang berlaku dalam berbagai bidang materi,dan digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan pembelajaran. Sebagai contoh, kemampuan seorang pengajar untuk melibatkan siswa adalah penting jika kita ingin mereka belajar sebanyak mungkin. Bertanya , mereview kembali topik yamg lalu dan umpan balik adalah salah satu strategi mengajar.strategi ini umum dan berlaku bagi semua tingkatan kelas,bidang , materi dan topik b. Model Mengajar Model mengajar atau model pembelajaran adalah pendekatan spesifik dalam mengajar memiliki tiga ciri: • Tujuan model mengajar dirancang untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan memperoleh pemahaman mendalam tentang bentuk spesifik materi. • Fase model mengajar mencakup serangkaian langkah – langkah disebut “fase” yang bertujuan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang spesifik • Fondasi model mengajar didukung teori dan penelitian tentang pembelajaran dan motivasi. Beberapa model pembelajaran yang termasuk pendekatan pembelajaran individu diantaranya adalah : • Model pembelajaran pengajaran tidak langsung (non –directive teaching ) Model pembelajaran tidak langsung menenekankan pada upaya memfasilitasi belajar.tujuan utamanya adalah membantu siswa mencapai integrasi pribadi, efektifitas pribadi dan penghargaan terhadap dirinya secara realistis. Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator.  Prosedur pembelajaran Teknik utama dalam mengaplikasikan model pembelajaran pengajaran tidak langsung adalah apa yang di istilahkan oleh Roger sebagai non directive interview wawancara tanpa menggurui , yaitu wawancara tatap muka antara guru dan siswa. Selama wawancara , guru berperan sebagai kolaborator dalam proses pengalian jati diri dan pemecahan masalah siswa. Inilah yang dimaksud dengan tanpa menggurui.  Aplikasi Model pembelajaran pengajaran tidak langsung (tanpa menggurui ) bisa digunakan untuk berbagai situasi masalah, baik masalah pribadi, sosial dan akademik, dalam masalah pribadi siswa menggali perasaannya tentang dirinya. Dalam masalah sosial , siswa menggali perasaan tentang hubungannya dengan orang lain dan menggali bagaimana perasaan tentang diri tersebut berpengaruh terhadap oranglain. Dalam masalah akademik , ia menggali perasaan nya tentang kompetisi dan minatnya. • Model pembelajaran pelatihan kesadaran.( awarenes training) Model pembelajaran pelatihan kesadaran, merupakan salah satu model pembelajaran yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran manusia. Model ini dikembangkan oleh Milliam Schutz . ia menekankan pentingnya pelatihan interpersonal sebagai sarana peningkatan kesadaran pribadi (pemahaman diri individu).  Prosedur Pembelajaran Kunci utama prosedur pembelajaran model ini didasarkan atas teori encounter. Teori ini menjelaskan metode untuk meningkatakan kesadaran hubungan antar manusia yang didasarkan atas keterbukaan, kejujuran , kesadaran diri, tanggung jawab, perhatian terhadap diri sendiri atau orang lain, dan orientasi pada kondisi saat ini .  Aplikasi Model ini juga dapat dilakukan sebagai selingan yang tidak memakan waktu terlalu banyak. Dalam pelaksanaan diskusi, keterbukaan dan kejujuran menjadi sangat penting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model ini dapat meningkatkan perkembangan emosi. • Model Pembelajaran Pertemuan Kelas Kemampuan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain tidak dapat dilakukan melalui terapi individu seperti yang ditawarkan oleh para ahli jiwa (psikiater), tetapi melalui kontek kelompok sosial seperti lingkungan kelas atau sekolah.oleh karena itu , Glasser mengaplikasikannya untuk pembelajaran di dalam kelas jadi, model pertemuan (diskusi kelas) adalah model pembelajaran yang ditujukan untuk membangun suatu kelompok sosial yang saling menyayangi, saling menghargai, mempunyai disiplin diri , dan komitmen untuk berprilaku positif .  Prosedur Pembelajaran Model pertemuan (diskusi kelas) terdiri atas enam tahap, yaitu: 1. Menciptakan iklim( suasana) yang kondusif 2. Menyampaikan permasalahan diskusi 3. Membuat penilaian pribadi 4. Mengidentifikasi alternatif tindakan solusi 5. Membuat komitmen 6. Merencanakan tindak lanjut tindakan  Aplikasi Model ini dapat diaplikasikan untuk semua jenis fungsionalisasi , baik sosial maupun akademik , dan terutama diaplikasikan untuk pengembangan fungsi personal . Dengan demikian , dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi lebih bertanggung jawab ,punya integrasi , disiplin dan dapat mengarahkan dan monitor kemajuannya sendiri. C. Tujuan Pembelajaran Kognitif. Ranah pembelajaran kognitif adalah pembelajaran yang berfokus pada pengetahuan dan keahlian intelektual.sedangkan pembelajaran afektif terkait dengan sikap, motivasi, kesediaan berpartisipasi, dan pada akhirnya menghayati nilai-nilai itu kedalam kehidupan sehari-hari.Ranah pembelajaran psikomotorik berfokus pada menjalankan kegiatan motorik ,kelancaran kecepatan atau kekuatan tertentu. Ranah interpersonal berfokus pada keterampilan dan kemampuan orng untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Ranah interpersonal berfokus pada keterampilan sosial dan kemampuan orang untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain.  Tingkat Tujuan kognitif Taksonomi bloom mengklasifikasikan berfikir dalam enam tingkatan yaitu : • Pengetahuan : mengetahui fakta dan definisi, seperti mengetahui ibu kota negara bagian • Pemahaman : memahami makna dan penafsiran , seperti mampu mengidentifikasi contoh-contoh simile dan metafora dalam kutipan-kutipan tertulis. • Penerapan : menerapkan pemahamn yang didapatkan,dalam suatu konteks ke konteks khusus,seperti memecahkan sebuah soal cerita unik dalam matematika. • Analisis : memisahkan ide-ide menjadi bagian-bagian komponen untuk memahami struktur ide-ide tersebut, seperti mencari kesesatan logika dalam penalaran. • Sintesis : membangun struktur atau pola dari berbagai elemen , seperti membuat esay persuasif yang orisinal • Evaluasi: Menilai nilai dari ide-ide atau materi - materi , seperti memilih strategi paling efisien untuk memecahkan masalah. D. Belajar Dan Mengajar Dalam Dunia Masa Kini I. Standar Dan Kebutuhan Alternatif Mengajar  Problem Visi Pendidikan Pendidikan di Indonesia mempunyai berbagai problem, salah satunya adalah Metode Pengajarannya yang statis. Gaya mengajar atau cara bagaimana suatu mata pelajaran itu disampaikan masih dinilai memperlihatkan kondisi yang statis. Tidak ada prinsip dialogis dan partisipatoris dalam tiap-tiap pembelajaran. Yang terjadi kemudian siswa dalam posisi sebagai obyek yang tertekan untuk menerima transfer nilai-nilai keilmuan dari guru. Malah peran guru semakin di optimalkan dengan sekaligus memberikan kesan kalau guru itu sosok yang maha tahu. Hal ini tentunya akan menciptakan jurang pemisah antara guru dan murid. Kesenjangan dalam pendidikan semakin menciptakan kondisi statis dalam kondisi pembelajaran. Yang paling serimg seorang guru dalam mengajar menggunakan penggunakan structural sesuai dengan norma-norma pendidikan. Penerapan pendekatan ini hanya akan menimbulkan kesan kalau pendidikan itu dalam proses yang bersifat top down. Kesadaran siswa untuk mengerjakan sesuatu sebatas intruksi dari atasan yang disebut guru. Untuk mengurangi berbagai metode pengajaran yang statis, seorang guru harus memperhatikan dan menerapkan Standar Nasional Pendidikan salah satunya adalah mempaerhatikan standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuanpembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.  Menerapkan Belajar Mengajar dalam Standar Pendidikan Bisadilakukandalammemerapkanmetodeinquiry.Metodemengajarinquirymengandung proses mental yang tingkatannyacukuptinggi. Proses mental yang adapadainquiry diantaranya :merumuskanmasalah, membuathipotesis, mendesaineksperimen, melakukaneksperimen, mengumpulkandanmenganalisis data, danmenarikkesimpulan. Dalampembelajaraninquiry,kegiatanbelajarmengajarharusdirencanakan agar siswamemperolehpengalaman, sehinggaberkesempatanuntukmengalami proses inquiry. Dalampembelajaraninquiry, guru jarangmenerangkantetapibanyakmengajukanpertanyaan.Denganpertanyaan, guru dapatmembantusiswadalamberpikir. Guru dapatmengajukanpertanyaan yang sesuaipadasetiapindividusiswa, sehinggamampumengorganisasipendapatsertadapatmeningkatkanpengertianterhadapsegalasesuatu yang sedangdibahas. Dan siswamampumenemukansendirikonsep/prinsip yang direncanakan guru untukdimilikisiswa. Diskusidalampembelajaraninquiry, guru mengarahkankegiatan mental siswasesuaidenganperencanaan.Siswalebihbanyakterlibat, sehinggatidakhanyamendengarkanceramahdari guru, melainkanmendapatkesempatanuntukberpikir.Siswadapatmerumuskanjawabandarimasalah yang disajikandalamdiskusi.Karena ’dipaksaberpikir’, perkembangankognitifsetiapindividulebihdimungkinkanterlaksana. Keuntunganmenggunakanmetodemengajarinquiryadalah : 1. Perkembangancaraberpikirilmiah, sepertimenggalipertanyaan, mencarijawaban, danmengumpulkan/memprosesketerangandenganinquiry approachdapatdikembangkanseluas-luasnya. 2. Dapatmelatihsiswauntukbelajarsendiridenganpositifsehinggadapatmengembangkanpendidikandemokrasi. Selainkeuntungandiskusidalampembelajaran inquiry pun mempunyaikelemahannya, yaitu: 1. Belajarmengajardenganinquiry approachmemerlukankecerdasansiswa yang tinggi. Bilasiswakurangcerdas, hasilnyakurangefektif. 2. Inquiry approachkurangcocokpadasiswa yang usianyaterlalumuda, misalnyaSekolahDasar (SD) kelas 1, 2, dan 3. II. standar organisasi profesi: pengetahuan guru dan kemampuan guru. Pertengahan abad ke-20, pandangan tentang pembelajaran mengalami pergeseran besar yaitu, menjauh dari penekanan pada perilaku spesifik yang teramati dan menuju proses internal dan mental. Pergeseran ini, umum digambarkan sebagai “revolusi kognitif”, menghasilkan penekanan yang lebih besar pada pengetahuan dan pemikiran guru dalam proses pengembangan keahlian professional. (Royer,2005,sawyer,2006). Kebutuhan akan pengetahuan tercermin dalam standar-standar yang dipreskripsikan oleh organisasi-organisasi profesi penting. Kita melihat tiga dari standar itu dalam bagian-bagian berikut. Dua yang pertama, model core teachingstandards dan national board for professional teaching standards, dirancang bagi guru. Sementara yang ketika, common core state standards initiative, ditujukan bagi siswa. Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu kompleksnya, maka profesi ini memerlukan persyaratan khusus antara lain: 1. Menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam. 2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya. 3. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai. 4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya. 5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan. (Drs. Moh. Ali,1985) Selain persyaratan tersebut, menurut hemat penulis sebetulnya masih ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pekerjaan yang tergolong kedalam suatu profesi antara lain: 1. Memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 2. Memiliki klien/ objek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya, guru dengan muridnya. 3. Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat. 4. Ats dasar persyaratan tersebut, jelaslah jabatan professional harus ditempuh melalui jenjang pendidikan yang khusus mempersiapkan jabatan itu. Demikian pun dengan profesi guru, harus ditempuh melalui jenjang pendidikan pre service education seperti pendidikan guru sekolah dasar (PGSD), IKIP, dan fakultas keguruan diluar lembaga IKIP. III. Common Core State Standards Initiative Common Core State Standar Initiative (inisiatif standar negara inti yang umum) adalah prakarsa pendidikan Amerika Serikat yang berusaha untuk membawa beragam kurikulum negara ke dalam keselarasan satu sama lain dengan mengikuti prinsip-prinsip reformasi pendidikan berbasis standar . CCSSI (Common Core State Standar Initiative) diluncurkan pada 2009 sebagai sebuah upaya yang dipandu negara untuk membuat serangkaian standar pendidikan yang jelas dimana standar-standar ini dirancang untuk memastikan bahwa siswa yang lulus dari sekolah menengah telah siap untuk masuk kuliah atau memasuki dunia kerja. juga, bahwa orangtua, guru, dan siswa memiliki pemahaman jernih tentang apa yang diharapkan dari mereka. Standar- standar ini juga terkait dengan standar internasional untuk memastikan bahwa siswa kompetitif di pasar global yang sedang berkembang. Contoh-contoh CCSSI serupa dengan contoh-contoh dari standar negara yang ada. Kelebihan utama dari CCSSI adalah konsistensi yang diberikan standar tersebut. CCSSI memang agak kontroversial, akan tetapi standar-standar itu secara keseluruhan didukung oleh kelompok-kelompok profesi. Secara umum, gerakan standar adalah bagian dari dunia guru sebagai seorang pengajar. Tentunya ini akan berlanjut dan common core standards kemungkinan besar akan menjadi bagian dari masa depan.  Mengeksplorasi keberagaman : Keberagaman Pembelajar di Sekolah Masa kini Dalam kasus ini, diambil satu kasus yang dialami oleh seorang guru kelas lima di Amerika tepatnya di sekolah Park Elementary School yang bernama DeVonne Lampkin. Di dalam kelasnya terdapat 22 orang siswa, enam diantaranya merupakan orang Afrika-Amerika, tiga orang Asia-Amerika, dan ada satu siswa yang beragama islam yang berasal dari Arab Saudi. Tentunya, antara siswa Amerika tulen dengan siswa Afrika-Amerika, Asia-Amerika, dan Arab Saudi memiliki perbedaan latar belakang. Diantara keberagaman pembelajar di sekolah adalah sebagai berikut : a) Keberagaman linguistik (bahasa) Bahasa adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari sistem tersebut. Kajian ilmiah terhadap bahasa disebut dengan linguistik. Bila digunakan sebagai konsep umum, "bahasa" bisa mengacu pada kemampuan kognitif untuk dapat belajar dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, atau untuk menjelaskan sekumpulan aturan yang membentuk sistem tersebut, atau sekumpulan pengucapan yang dapat dihasilkan dari aturan-aturan tersebut. Kasus yang terjadi di Amerika, adalah banyaknya siswa yang memilliki orangtua imigran dimana mereka pastilah membawa beraneka ragam bahasa dan dialek. Pakar memperkirakan bahwa jumlah siswa yang berbicara bahasa ibu di luar bahasa inggris meningkat 72 % antara 1992 dan 2002 (short & Echevarria, 2005; Padilla, 2006). Dengan semakin beragamnya siswa dalam berbahasa, maka perlu adanya usaha untuk menyesuaikan strategi dan model pembelajaran. b) Murid/ siswa dengan kebutuhan khusus Siswa dengan kebutuhan khusus adalah siswa-siswa yang memerlukan bantuan dan sumber daya khusus untuk mencapai potensi mereka. Hampir separuh dari siswa dengan kebutuhan khusus memiliki kesulitan belajar (juga disebut kesulitan belajar khusus), yaitu kesulitan dalam menguasai dan menggunakan kemampuan membaca, menulis, bernalar, mendengarkan, atau matematika (National Joint Committee on Learning Disabilities, 1994). Siswa dengan kesulitan belajar sering menunjukkan sejumlah ciri berikut :  Ketidakmampuan untuk menaruh perhatian dan gampang teralih  Kurangnya tindak lanjut dalam tugas  Berkinerja tinggi pada satu bidang dan sangat lemah pada bidang lain Lebih lanjut, klasifikasi siswa dengan kebutuhan khusus adalah sebagai berikut : 1. Students with Learning Disabilities, karakteristiknya : • Student have average IQ (memiliki IQ rata-rata) • Gejala yang ada menghalangi kemampuan untuk belajar 2. Students with Mental Retardation, karakteristiknya : • Memiliki IQ yang rendah • Memiliki karakteristik fisik tertentu 3. Students with Emotional and Behavioral Disorders, karakteristiknya : • hiperaktif di dalam kelas • Siswa memiliki masalah dengan situasi sosial 4. Students with Deaf or Hearing Impaired, karakteristiknya : • Sulit mengikuti petunjuk secara oral • Memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi (speech impairment) 5. Students with Visually Impaired, karakteristiknya : • Siswa tidak dapat membaca instruksi • Siswa memiliki masalah keseimbangan dalam bergerak 6. Students with Physical Disabilities, karakteristiknya : • Siswa keterbatasan dalam bergerak (beraktivitas) • Siswa tidak dapat lama duduk di bangku yang sempit 7. Students with Communication Disorders, karakteristiknya : • Siswa mengisolasi dari lingkungan sosial • Siswa memiliki hambatan komunikasi (speech impairment) 8. Students with Gifted and Talented, karakteristiknya : • Siswa mudah bosan di kelas • Siswa menyelesaikan tugas dengan cepat dan akurat IV. Tenologi Dan Pengajaran : Pengaruh Tegnologi Pada Pengajaran Dan pembelajaran Bahwa teknologi kini merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan kita adalah pernyataan yang terlalu mengecilkan. Teknologi-teknologi seperti ponsel,dan jaringan social daring(online) seperti Facebook dan Twitter, telah mengubah secara revolusioner cara kita berkomunikasi. Mesin pencari Internet seperti Google, Dogpile, atau Yahoo juga mengubah secara revolusioner cara kita mendapatkan informasi. Ensiklopedi cetak using dan hal nyaris sama pelaku pula bagi kamus cetak. Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Pengajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam mengatur lingkungan sebaik – baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar Teknologi pengajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Hal ini didasarkan pada konsep bahwa pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Teknologi pengajaran merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan dan organisasi serta pengelolaan cara – cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di dalam situasi belajar yang memiliki tujuan dan disengaja Karena Teknologi merupakan bagian yang begitu tak terpisahkan dari kehidupan kita, baik di dalam dan di luar ruang kelas,didalam sejumlah bab buku ini yang membahas cara-cara mengintegrasikan teknologi dengan model-model pengajaran. Pembahasan tentang teknologi berdasarkan satu asumsi penting(Cenamo, Ross, & Ertmer,2010). Yaitu, teknologi adalah alat yang digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran;menggunakan teknologi bukanlah tujuan itu sendiri. Karena menggunakan teknologi demikian kuat ditekankan dalam pendidikan di masa kini, guru terkadang merasa seolah-olah mereka harus berusaha menggunakannya, terlepas dari apakah hal ini meningkatkan pembelajaran siswa: menggunakan teknologi menjadi tujuan. Ini bukanlah penggunaan terbaik teknologi( Cenamo dkk,2010) Teknologi digunakan sepantasnya apabila teknologi dapat membantu siswa memenuhi tujuan belajar secara lebih efektif dibandingkan alat-alat lain. Jika, misalnya, satu topik dapat dipresentasikan lebih baik dengan teknologi dibandingkan dengan presentasi tradisional, seperti demonstrasi atau gambar, maka teknologi semestinya digunakan. E. Pembuatan keputusan dan praktek reflektif Membuat keputusan dalam situasi yang kurang jelas (ill-defined) adalah bagiian tak terpisahkan dari mengajar dan tidak ada strategi atau model mengajar yang dapat menentukan segala keputusan yang harus diambil guru. Proses praktik reflektif bisa membantu guru merenungkan keputusan mereka dan mempertimbangkan perubahan yang dapat meningkatkan pembelajaran bagi semua siswa mereka. Praktik reflektif juga bisa membantu guru menyesuaikan strategi dan model mengajar yang paling baik memenuhi kebutuhan siswa. Proses praktik reflektif juga bisa digunakan untuk menganalisis dan menelaah kekuatan dan kelemahan pelajaran, dan untuk memikirkan apa yang mungkin bisa dilakukan guru agar pelajaran menjadi lebih efektif. Praktik reflektif secara umum, dan jenis analisis ini secara khusus, dapat berperan sebagai mekanisme berharga untuk membantu kita berkembang sebagai profesional. Model pengajaran reflektif mencakup : • Bagaimana anda menyesuaikan pelajaran dengan tingkat perkembangan siswa anda • Bagaimana anda menyesuaikan pelajaran untuk mengakomodasi keberagaman latar belakang siswa anda • Apakah dan bagaimana anda memasukkan teknologi kedalam pelajaran anda • Tujuan belajar spesifik anda • Langkah-langkah spesifik yang akan anda ambil untuk meningkatkan motivasi siswa anda • Bagaimana anda mempresentasikan materi anda • Siswa mana yang akan anda panggil dan kapan • Pertanyaan spesifik yang akan anda ajukan • Bagaimana anda akan mendorong siswa jika mereka tidak merespon atau menjawab dengan cepat • Seberapa cepat anda memberikan pelajaran • Bagaimana anda menutup pelajaran BAB III KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa guru seharusnya dapat memahami materi yang mereka ajarkan dan mampu mempresentasikan materi agar di pahami siswa.guru yang ahali memiliki hasanah strategi mengajar yang bisa mereka gunakan untuk membantu siswa memenuhi tujuan pembelajaran yang berbeda . strategi mengajar adalah pendekatan umum mengajar yang berlaku bagi semua bidang materi , topik dan tingkat perkembangan siswa . Siswa didunia ini memiliki latar belakang kultural yang berbeda dan lebih beragam sehingga, seorang guru pasti mendapatakan siswa dengan kebutuhan belajar khusus. Hal ini menuntut seorang guru untuk melakukan penyesuaian dalam pendekatan mengajar. DAFTAR PUSTAKA Usman .Moh, 1995, menjadi guru professional, bandung: remaja rosdakarya. Uno, Hamzah B. 2007, Model Pembelajaran : Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif . Gorontalo : Bumi Aksara Egen, Paul & Kouchak, Don 2012, Strategi Dan Model Pembelajarn : mengajarkan Konten dan Keterampilan Berfikir. Jakarta: indeks Mu’arif, 2008, liberalisasipendidikan,Yogyakarta : Pinus


Tidak ada komentar:

Posting Komentar